Abu

Jumat, 25 Juli 2014

Perkenalkaaan~
Ini Kucing saya yang namanya Abu~
Kenapa abu karena warna bulunya Abu-abu~ #PLAK

Abu dan Berry ga beda jauh kalau tidur~
sama-sama tukang tidur~ :"D
emang kucing gitu ya~ seneng tidur
dan posenya aneh-aneh~

Abu termasuk kucing yang kalem di banding Berry dan kucing lain yang pernah saya pelihara
dia terlampau kalem~
kalem banget. .
jarang banget mengeong
Dan entah mengapa si abu ini seneng sama boneka guguk ini
btw boneka guguk ini namanya Badai
#PLAK
Abu seneng kalau sama si Badai
karena di rumah cuman dia waktu itu yang jadi kucing (?)
dia jadi main sama si badai deh
karena ga boleh ke luar rumah

#gunyelgunyel
bulunya tuh lembut banget~
padahal di mandiin pake sampo biasa

Tapi sekarang Abu sudah tidak ada~
mati karena di urus orang lain~
#sedih
Abu udah pergi ke surga~
salam ya buat kucing-kucing yang lain di sana~ 
Rest In Peace
~Abu~

Siapa ini?

ini foto seorang laki-laki #PLAK iyalah ya laki-laki
bersama anjingnya~
saya ga tau ini siapa namanya, orang mana, bapaknya siapa, emaknya siapa, saya ga tau. .
tapi dia setiap pagi dia selalu bersepedh, ga ada yang istimewa kali ya, tapi yang bikin herannya itu guguk yang selalu ngikutin si bapa ini.
setiap pagi selalu lewat rumah sambil bawa keresek, abis belaja kali ya, si guguk ngikutin terus ga mau di tinggal kayaknya.
guguknya juga baik, jinak, walalupun guguk biasa.
majikannya paun baik kalau ngelewat suka ngebalas senyum.
bikin iri yaaa. .
kayaknya mereka susah sehati #PLAK
tapi entah mengapa pengen post foto ini waktu ngubek-ngubek pc~
oke~ sekian post singkat saya~

Berry

Selasa, 22 Juli 2014


 Oke~ sekarang saya mau bahas Peliharaan kesayangan saya~ 
seekor kucing berbulu hitam dan bermata kuning~

namanya Berry~
hohoho~ 
Berry ini kucing pemberian temen, tadinya di rumah ga boleh pelihara kucing, tapi karena di minta temen jadi di bolehin deh~
pertamanya waktu datang ke rumah orang rumah bilang "kok kucingnya item ya, nakutin" saya sendiri yang denger itu cuman cengengesan karena seneng punya kucing item terus lucu kayak Berry~ 
Berry termasuk kucing oplosan (?) Emak Bapaknya beda Ras~ jadi begini lah hasilnya. Kata pemilik sebelumnya sih cuman si Berry yang ga cakep di banding sodara-sodaranya yang lain jadi yaaaa gitu deh~
padahal si Berry ini lucu, matanya bagus kalau udah malem~ hoho~



Berry kecil anaknya hiperaktif, mana jantan lagi, seneng manjat, lari kesana-kemari, tapi ya mau gimana lagi kenakalannya tergantikan oleh kelucuan dan kemanisannya~ #PLAK

Berry Kucing yang seneng tidur, dimanapun, kapan pun, dengan siapapun dia pasti tidur. .
posisinya pun aneh-aneh. .
dan dia kebluk to the max~
oh dan Berry juga pernah di operasi. . .
Dokter bilang Berry kena hernia, dia kucing oplosan jadi begitu, katanya sih kucing campuran badannya itu rentan. . dan dia di operasi 2 kali~
kasihan bangeeeet~

Udah deh yang pasti sekarang Berry SEHAT!!!
semoga Berry panjang umur yaaa~
dan sehat selalu~
<3 












Mie Susu Keju

Yohhhoooo~
Late Post nih~ biarin deh ya~ yang penting terkenang~ #PLAK
ceritanya tuh begini~
Saya dan temen saya Lia ceritanya lagi kangen nih sama satu temen namanya Ren, dan kebetulan kostannya agak jauh dari rumah kita, kita kan rumah deketan gitu tuh cuman yang ngekost itu yang jauh. Udah begitu kita pada sibuk juga. Yang 1 Kuliah, yang 1 Kerja, yang 1 lagi Koas. Ckckck~ maklum sih ya demi menggapai cita-cita di masa depan nanti sekarang harus berjuang dulu.
Udah gitu tuh kita ngerencanain buat ngeluangin waktu buat kumpul bertiga, biasa kalau perempuan senangnyakan ngegosip sambil makan gitu, ya udah kita janjian tanggal segini di kostannya Ren kita makan-makan sambil ngobrol apapun yang belum pernah di obrolin.Dan hari H pun tiba~
Kita sampai di kostan Ren dengan muka lecek gara-gara macet, tapi tergantikan dengan perkataan Ren yang bilang "Bikin Mie Susu Keju yuk" dan dengan spontan saya bilang "Hah? makanan macam apa itu?" dan dia jelasin dan praktekin langsung, eh sebelum di praktekin kita beli bahannya dulu tuh.

Mie Indomi ayam bawang, Susu cair yang tawar, dan keju~
biar ga enek waktu makan beli teh dingin yang manis aja~

sehabis beli kita bikin tuh mie dengan kuah susu~
biasa aja sih masaknya, cuman airnya aja yang pake susu, dan bumbunya cuman ga di tambah minyak aja~
eh susunya di panasin dulu terus kejunya di masukin ke susu panas itu~ jadi rasa susunya ada keju-keju gitu~

nih jadinya gini ~





















pada coba gih~ enak ini~ 
bikin ketagihan~

hohohoho~
dan seperti biasa kita para perempuan narsis kalau ketemu pasti foto-foto~
dan seperti inilah hasilnya~
#ngakak
hehe~ sudah ah malu bahas lagi kayak gini~
Sekian dan terimakasih~
bye bye~

19 Kebiasaan Orang Jepang Menurut Internet?

Rabu, 07 Mei 2014


1. Budaya Baca dan Menulis
Jangan kaget kalau anda datang ke Jepang dan masuk ke densha (kereta listrik), sebagian besar penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa sedang membaca buku atau koran. Tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca.
Banyak penerbit yang mulai membuat man-ga (komik bergambar) untuk materi-materi kurikulum sekolah baik SD, SMP maupun SMA. Pelajaran Sejarah, Biologi, Bahasa, dsb disajikan dengan menarik yang membuat minat baca masyarakat semakin tinggi. Budaya baca orang Jepang juga didukung oleh kecepatan dalam proses penerjemahan buku-buku asing (bahasa inggris, perancis, jerman, dsb).
Konon kabarnya legenda penerjemahan buku-buku asing sudah dimulai pada tahun 1684, seiring dibangunnya institute penerjemahan dan terus berkembang sampai jaman modern. Biasanya terjemahan buku bahasa Jepang sudah tersedia dalam beberapa minggu sejak buku asingnya diterbitkan.

2. Budaya Malu
Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dan pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena mengundurkan diri bagi para pejabat (mentri, politikus, dsb) yang terlibat masalah korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya. Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas.
Karena malu jugalah, orang Jepang lebih senang memilih jalan memutar daripada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.

3. Budaya Hidup Hemat
Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan. Di masa awal mulai kehidupan di Jepang, saya sempat terheran-heran dengan banyaknya orang Jepang ramai belanja di supermarket pada sekitar jam 19:30.
Selidik punya selidik, ternyata sudah menjadi hal yang biasa bahwa supermarket di Jepang akan memotong harga sampai separuhnya pada waktu sekitar setengah jam sebelum tutup. Seperti diketahui bahwa Supermarket di Jepang rata-rata tutup pada pukul 20:00.

4. Budaya Loyalitas
Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi. Sedikit berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa, sangat jarang orang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan. Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampai pensiun. Ini mungkin implikasi dari Industri di Jepang yang kebanyakan hanya mau menerima fresh graduate, yang kemudian mereka latih dan didik sendiri sesuai dengan bidang garapan (core business) perusahaan.

5. Inovasi
Jepang bukan bangsa penemu, tapi orang Jepang mempunyai kelebihan dalam meracik temuan orang dan kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat. Menarik membaca kisah Akio Morita yang mengembangkan Sony Walkman yang melegenda itu.
Cassete Tape tidak ditemukan oleh Sony, patennya dimiliki oleh perusahaan Phillip Electronics. Tapi yang berhasil mengembangkan dan membundling model portable sebagai sebuah produk yang booming selama puluhan tahun adalah Akio Morita, founder dan CEO Sony pada masa itu. Sampai tahun 1995, tercatat lebih dari 300 model walkman lahir dan jumlah total produksi mencapai 150 juta produk.
Teknik perakitan kendaraan roda empat juga bukan diciptakan orang Jepang, patennya dimiliki orang Amerika. Tapi ternyata Jepang dengan inovasinya bisa mengembangkan industri perakitan kendaraan yang lebih cepat dan murah.

6. Pantang Menyerah
Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah. Puluhan tahun dibawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akses ke luar negeri, Jepang sangat tertinggal dalam teknologi. Ketika restorasi Meiji (meiji ishin) datang, bangsa Jepang cepat beradaptasi dan menjadi fast-learner.
Kemiskinan sumber daya alam juga tidak membuat Jepang menyerah. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia.
Kabarnya kalau Indonesia menghentikan pasokan minyak bumi, maka 30% wilayah Jepang akan gelap gulita Rentetan bencana terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki , disusul dengan kalah perangnya Jepang, dan ditambahi dengan adanya gempa bumi besar di Tokyo . Ternyata Jepang tidak habis. Dalam beberapa tahun berikutnya Jepang sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta cepat (shinkansen) .
Mungkin cukup menakjubkan bagaimana Matsushita Konosuke yang usahanya hancur dan hampir tersingkir dari bisnis peralatan elektronik di tahun 1945 masih mampu merangkak, mulai dari nol untuk membangun industri sehingga menjadi kerajaan bisnis di era kekinian. Akio Morita juga awalnya menjadi tertawaan orang ketika menawarkan produk Cassete Tapenya yang mungil ke berbagai negara lain. Tapi akhirnya melegenda dengan Sony Walkman-nya.
Yang juga cukup unik bahwa ilmu dan teori dimana orang harus belajar dari kegagalan ini mulai diformulasikan di Jepang dengan nama shippaigaku (ilmu kegagalan). Kapan-kapan saya akan kupas lebih jauh tentang ini.

7. Kerja Keras
Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680 jam/tahun).
Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan agak memalukan di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk yang tidak dibutuhkan oleh perusahaan.

8. Kerjasama Kelompok
Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu bersifat individualistik. Termasuk klaim hasil pekerjaan, biasanya ditujukan untuk tim atau kelompok tersebut. Fenomena ini tidak hanya di dunia kerja, kondisi kampus dengan lab penelitiannya juga seperti itu, mengerjakan tugas mata kuliah biasanya juga dalam bentuk kelompok. Kerja dalam kelompok mungkin salah satu kekuatan terbesar orang Jepang.
Ada anekdot bahwa 1 orang professor Jepang akan kalah dengan satu orang professor Amerika, hanya 10 orang professor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang professor Jepang yang berkelompok . Musyawarah mufakat atau sering disebut dengan rin-gi adalah ritual dalam kelompok. Keputusan strategis harus dibicarakan dalam rin-gi.

9. Mandiri
Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Irsyad, anak Orang Indonesia yang bekerja di Jepang yang paling gede sempat merasakan masuk TK (Yochien) di Jepang. Dia harus membawa 3 tas besar berisi pakaian ganti, bento (bungkusan makan siang), sepatu ganti, buku-buku, handuk dan sebotol besar minuman yang menggantung di lehernya.
Di Yochien setiap anak dilatih untuk membawa perlengkapan sendiri, dan bertanggung jawab terhadap barang miliknya sendiri. Lepas SMA dan masuk bangku kuliah hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua. Teman-temen seangkatan saya dulu di Saitama University mengandalkan kerja part time untuk biaya sekolah dan kehidupan sehari-hari. Kalaupun kehabisan uang, mereka meminjam uang ke orang tua yang itu nanti mereka kembalikan di bulan berikutnya.

10. Jaga Tradisi & Menghormati Orang Tua
Perkembangan teknologi dan ekonomi, tidak membuat bangsa Jepang kehilangan tradisi dan budayanya. Budaya perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada dan hidup sampai saat ini.
Budaya minta maaf masih menjadi reflek orang Jepang. Kalau suatu hari anda naik sepeda di Jepang dan menabrak pejalan kaki , maka jangan kaget kalau yang kita tabrak malah yang minta maaf duluan.
Sampai saat ini orang Jepang relatif menghindari berkata tidak untuk apabila mendapat tawaran dari orang lain. Jadi kita harus hati-hati dalam pergaulan dengan orang Jepang karena hai belum tentu ya bagi orang Jepang Pertanian merupakan tradisi leluhur dan aset penting di Jepang.
Persaingan keras karena masuknya beras Thailand dan Amerika yang murah, tidak menyurutkan langkah pemerintah Jepang untuk melindungi para petaninya. Kabarnya tanah yang dijadikan lahan pertanian mendapatkan pengurangan pajak yang signifikan, termasuk beberapa insentif lain untuk orang-orang yang masih bertahan di dunia pertanian. Pertanian Jepang merupakan salah satu yang tertinggi di dunia.

11. Mempertahankan bahasa lokal
Ada yang menarik dari kebiasaan ini. Konon, kabarnya orang Jepang memiliki kemampuan bahasa Inggris yang buruk, jadi mereka kerap berbicara dengan bahasa Jepang, sekalipun itu terhadap orang asing. Pernah pada suatu waktu, meskipun mereka tahu bahwa saya orang asing, mereka tetap menggunakan bahasa Jepang ketika memulai percakapan. Alhasil, saya hanya bisa bengong-bengong saja. Ketika saya bilang tidak mengerti, mereka tetap mencoba meyakinkan, dengan tetap menggunakan bahasa Jepang.
Begitu juga ketika di supermarket dan tempat-tempat umum lainnya. Setiap kali orang Jepang bertanya dan berkomunikasi, seringkali mereka menggunakan bahasa Jepang. Apa mereka tidak tahu bahwa saya ini orang asing? Bahwa bahasa Jepang bukanlah bahasa Ibu saya. Jadi, meskipun kepada orang asing, orang Jepang kebanyakan tetap menggunakan bahasa lokal mereka.
Menurut yang saya amati, orang Indonesia beda lagi. Meskipun kurang paham bahasa Inggris, tapi orang Indo tetap berusaha berbicara bahasa Inggris kepada orang asing, meskipun itu terbata-bata. Saya teringat ketika di Bromo dulu, pernah ada supir Elf yang berani berbicara bahasa Inggris kepada turis. Setidaknya, kita bisa menghargai bahasa yang mereka pergunakan. Ini menandakan bahwa orang Indonesia sangat terbuka kepada orang asing.
Selama saya kuliah disini, saya juga intensif mengikuti kursus bahasa Jepang (fasilitas kampus). Saya sempat berpikir bahwa setiap orang asing (status sebagai student, entah jika statusnya lain) yang masuk Jepang, rata-rata diajarkan bahasa Jepang. Jadi, orang asing tersebut seperti di-”naturalisasi” dan harus bisa berbahasa Jepang. Sedangkan di Indo, saya tidak tahu apakah setiap mahasiswa asing diberi fasilitas juga untuk belajar bahasa Indonesia? Atau, orang Indo yang katanya sangat ramah, jadi biarlah yang berlelah-lelah belajar bahasa Inggris?

12. Santun
Benarkah orang Indonesia itu santun-santun? Saya sangsi karena saya tidak diberi jalan saat akan menyeberang, saya ragu karena ketika jalanan macet tidak ada yang mau mengalah. Tapi, selama di Jepang, saya benar-benar merasakan kesantunan itu. Menyeberang jalan dengan rasa aman karena tahu mobil tidak akan mendahului sepeda. Mobil tidak akan mendahului sepeda motor, sepeda motor mengalah pada pesepeda, dan pesepeda takluk pada pejalan kaki. Ya, pejalan kaki adalah raja jalanan!
Saya pernah ketika akan menyebrang, ada mobil yang menunggu di depan saya. Tak tahunya, ternyata dia menunggu saya menyeberang terlebih dulu. Tapi, karena sedang menunggu, saya persilakan mobil itu untuk lewat duluan. Dan … orang dalam mobil itu langsung memanggutkan kepalanya tanda sangat berterimakasih. Luar biasa kesantunan yang saya rasakan. Bahkan, ketika saya lewat di depan orang yang sedang mencabut rumput, orang itu mengucapkan maaf setelah saya bilang permisi. Mungkin dia merasa telah menghalangi jalan orang lain. Entahlah, yang saya dengar hanyalah omelan ketika ini saya lakukan di Indonesia.
Di sini, membunyikan klakson adalah pertanda bahaya. Klakson hanya dibunyikan pada saat-saat genting, di luar itu tidak boleh membunyikan klakson. Makanya, suasana jalanan tidak berisik.

13. Gemar olahraga
Ini juga membuat saya salut. Betapa tidak, saat pulang dari kampus sekitar jam 19.30 JST, saya berpapasan dengan orang Jepang yang sedang jogging. Padahal, cuaca saat itu sedang dingin dan saya pikir paling enak kalau diam di rumah. Dan, sebagai orang Indo, tentu saja saya merasa “aneh” dengan kebiasaan olahraga malam-malam ini. Masih mending jika olahraga futsal atau yang dilakukan secara tim. Tapi, kalau dilakukan sendirian dan malam-malam, rasanya “aneh”. Dan ini merupakan kebiasaan orang Jepang yang harus saya maklumi.
Dan kemana-mana, cukup banyak juga mahasiswa Jepang yang suka memakai celana training. Entahlah, apa dia sehabis olahraga atau tidak. Bahkan, ketika di kelas pun, ada saja yang memakai celana training. Entah apakah ada hubungan antara celana training mereka dan olahraga. Memang orang Jepang tidak suka jika tidak bergerak. Bahkan, orang tua pun gemar berolahraga. Saya sering melihat para orang tua yang suka mengajak jalan-jalan anjing mereka ke taman-taman. Maka, jangan heran jika kita bertanya kepada mereka siapa saja anggota keluarganya, mereka akan menghitung anjing-anjing mereka.
Dan fakta menarik, olahraga yang paling beken di Jepang adalah baseball. Itulah mengapa, jika di kartun-kartun, olahraga yang sering dijadikan figuran adalah baseball. Masih ingat tayangan Doraemon? masih ingat ketika Giant selalu mengajak main baseball kepada Nobita dan Suneo? Dan bagi orang Indonesia, baseball bukanlah hal yang umum. Orang Indonesia lebih familiar dengan sepakbola dan badminton, benar?
Mensana in corpore sano. Di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat. Mungkin bangsa Jepang menjadi disegani karena mereka memiliki ketangguhan SDM-nya. Dan jangan kita remehkan, olahraga bisa menjadi titik awal. Bukankah Rasulullah saw juga telah bersabda bahwa muslim yang kuat lebih dicintai daripada muslim yang lemah? Dan Rasulullah saw telah mengajarkan kita berolahraga dengan memanah, berenang, dan menunggang kuda? Jepang bukanlah negara muslim, tapi mereka paham betul akan kesehatan jasmani ini.

14. Tidak suka basah
Tidak suka basah dalam artian ketika sedang di kamar kecil. Setiap kamar kecil sepertinya sudah memiliki grand-design nya. Didesain dengan konsep kering dan serba otomatis. Tentu ini menyulitkan saya yang lebih terbiasa dengan toilet basah seperti di Indonesia. Dan ini juga menyulitkan bagi yang muslim, karena kita harus ber-istinja (bersuci, membasuh) dengan air. Bahkan, salah seorang sensei menanyakan apakah ada toilet kering ketika akan ke Indonesia. Mengingat kebanyakan toilet di Indonesia sifatnya basah.
Jadi, akan sangat sulit jika kita meniatkan untuk mandi di kampus, karena toilet di tempat umum tidak didesain untuk mandi. Bagaimana bisa mandi, lantai basah sedikit saja langsung dikeringkan oleh janitor. Untuk berwudhu, kami biasa berwudhu dari wastafel jika sedang di kampus. Dan jika lantai sampai basah, cepat-cepat kami keringkan. Namun, syukurlah, lama-kelamaan kami sudah mulai terbiasa.

15. Makan banyak tapi tetap langsing
Selama saya di Jepang, saya jaraaaaang sekali melihat orang Jepang yang gemuk. Rata-rata berbadan kurus dan proporsional. Malah menurut saya, lebih banyak yang kurus. Mungkin ada hubungannya dengan kebiasaan gemar olahraga di atas. Paling banter berbadan gempal, itupun bisa dihitung dengan jari.
Padahal, ketika teman saya sedang party lab-nya, dia hanya bisa makan sampai 10 tumpuk piring sushi (1 piring 2 sushi). Sedangkan teman Jepangnya, malah sampai habis 30 piring. Tapi, anehnya badannya tetap saja kurus. Saya tidak tahu, mungkin karena memang makanan orang Jepang kebanyakan mengandung protein. Atau juga mungkin karena metabolisme orang Jepang lebih baik ketimbang orang Indonesia yang sekali makan, berat badannya langsung cepat naik. Mungkin juga masalah gaya hidup?

16. Tidak biasa bersalaman
Awal-awal berkenalan dengan orang Jepang, saya selalu membawa kebiasaan saya sewaktu di Indonesia, yaitu menyodorkan tangan sebagai tanda membuka perkenalan (khusus sesama jenis). Tapi, ternyata sodoran tangan saya dibalas dengan anggukan kepala dan bungkukan badan. Kontan, saya pun mengikuti gerakan lawan bicara saya tersebut, dan akhirnya tidak jadi salaman.
Secara umum, perkenalan biasanya selalu diiringi dengan salaman. Tapi, di Jepang lain lagi, kita tidak perlu menyodorkan tangan. Yang kita perlukan hanya menyebutkan nama, kemudian membungukukkan badan sembari mengucapkan yoroshiku onegai shimasu. Kebiasaan orang Jepang yang satu ini sangat menguntungkan umat muslim, terlebih lagi saat berhadapan dengan orang yang bukan mahrom (boleh dinikahi).
Kalau kita di Indonesia, ketika akan salaman dengan orang yang bukan mahrom, biasanya kita akan merapatkan telapak tangan kita dan memposisikannya di depan dada. Dengan begitu, lawan bicara kita akan mengerti. Namun, jika kita berhadapan dengan orang asing yang belum tahu, kita akan kesulitan untuk menjelaskan. Dan kemungkinan akan terjadi kesalah-pahaman jika tidak ada komunikasi yang baik. Biasanya, lawan bicara kita akan menyodorkan tangan, lalu kita balas dengan salam “ala lebaran”.
Untuk ucapan terimakasih pun, orang Jepang tidak biasa bersalaman. Biasanya mereka akan membungkukkan badan, atau minimal menganggukkan kepala. Ukuran besar-kecilnya rasa terimakasih orang Jepang bisa kita lihat dari bungkukan badannya. Semakin membungkuk tandanya ia sangat berterimakasih. Anggukan kepala biasanya untuk ucapan terimakasih biasa.
Bedanya dengan orang Indonesia, kalau kita merasa berterimakasih, kita akan menyalami lawan bicara kita dengan kedua tangan. Dan kemudian biasanya langsung memeluk lawan bicara. Tapi, sekali lagi, di Jepang lain lagi ceritanya. Jadi, sebagai pendatang, kita mau-tidak mau akan mengikuti kebiasaan mereka, meskipun hal tersebut dianggap kecil.

17. Budaya mengantri
Jangan sampai kebiasaan buruk kita di Indonesia terbawa sampai ke Jepang, yaitu budaya menerabas! Orang-orang Jepang sangat loyal terhadap peraturan dan santun kepada orang lain,  termasuk untuk urusan mengantri. Antri sudah menjadi budaya disiplinnya orang-orang Jepang. Kita (pendatang) sudah harus 
ngeh dengan budaya antri mereka, jangan sampai kita membuat malu di negeri orang.
Beda kota, bisa berbeda juga budaya yang dianut masyarakatnya. Di Osaka, jika sedang menggunakan eskalator, sebaiknya gunakan sisi sebelah kanan bagi yang tidak terburu-buru dan mempersilakan sisi kiri bagi mereka yang ingin bergegas. Sedangkan di Tokyo (dan sebagian kota lain), jalur lambat ada di sebelah kiri dan jalur bergegas di sebelah kanan. Hati-hati, jangan sampai kita menghalangi jalan orang lain. Orang Jepang sendiri terlihat begitu menyesali diri jika mereka sampai menghalangi jalan orang lain.
Cerita lain lagi, dalam suatu perjalanan, pernah saya terjebak dalam kemacetan yang panjang. Saya pun heran, baru kali itu saya merasakan macet sedemikian panjangnya. Saya kira di Jepang bebas macet, kemudian saya tahu bahwa ada kecelakaan yang menjadi penyebab kemacetan itu. Tapi, betapa elegan-nya orang-orang Jepang dalam berlalu-lintas. Ya, mereka tetap berada dalam antrian kendaraan yang seharusnya.
Benar-benar membuat saya kagum. Betapa tidak, saya bisa membayangkan suasana kemacetan di Indonesia yang bising dengan suara klakson; antar pengemudi tidak ada yang mau saling mengalah; dan perilaku mental menerabas lainnya. Tapi, lihatlah foto di atas, sama sekali tidak ada yang menerabas dari sisi kiri; dan juga tidak ada kebisingan klakson. Benar-benar patut kita teladani.

18. Jari-jari huruf “V” saat dipotret
Coba Anda minta foto bersama orang Jepang, atau menyuruh mereka bergaya saat akan dipotret. Hampir selalu jari-jari mereka langsung bergaya “V” sambil menyunggingkan senyum terbaik. Saya, orang Indonesia, jadi ikut-ikutan bergaya seperti orang Jepang saat dipotret, hehe. Maklum, terkontaminasi budaya lokal.
Tentu kita dapat dengan mudah menebak apa maksud dari jari-jari mereka. Ya, itu perlambang “peace” – kedamaian. Tapi, bagi orang Jepang sendiri, jari-jari “V” adalah perlambang kebahagiaan. Jadi, jika mereka menggunakan gaya tersebut saat dipotret, itu artinya mereka ingin menunjukkan kebahagiaannya. Bukan berarti bagi yang tidak itu tidak bahagia, hehe..

19. Risih duduk bersebelahan
Kebiasaan ini sebenarnya saya tahu dari sensei nihonggo. Memang, sensei saya yang satu ini sesekali suka bercerita tentang Jepang dan rupa-rupinya. Mulai dari agama yang dianut, berbelanja, tempat-tempat di Jepang, sampai kebiasaan orang Jepang sehari-hari. Waktu sensei saya bertanya, sebagai orang Indonesia, bagaimana posisi duduk yang lazim jika sedang mengobrol bersama teman.
Bagi saya, saya lebih nyaman untuk duduk bersebelahan dengan teman saya ketika ngobrol. Saya merasa lebih bebas dan tidak canggung. Karena dengan begitu, kita bisa menjadi lebih santai. Justru saya merasa risih jika duduk berhadap-hadapan. Entah kenapa, rasanya risih saja, karena dengan posisi tersebut, mata kita dipaksa untuk terus beradu pandang.
Tapi, kebiasaan orang Jepang lain lagi. Justru mereka risih jika duduk bersebelahan. Mereka lebih memilih duduk berhadap-hadapan. Jika sedang ke kantin, restoran, atau perpustakaan, saya memang tidak melihat orang Jepang yang duduk bersebelahan. Semuanya duduk berhadap-hadapan. Jikapun ada orang yang duduk disampingnya, bisa jadi karena keterbatasan kursi atau memang harus duduk dengan posisi seperti itu (seperti di bis, kereta).
Jadi, jangan heran jika di restoran, kantin, atau perpustakaan, orang Jepang rata-rata duduk berhadap-hadapan. Pernah suatu saat, saya meminta teman Jepang saya untuk latihan percakapan bahasa Jepang. Kemudian, kami mencari-cari tempat yang pas hingga akhirnya kami menemukan dua bangku panjang yang berhadap-hadapan. Sebagai orang Indo, saya tentu terbiasa untuk duduk bersebelahan. Tapi, pada saat saya akan duduk di samping teman saya itu, saya malah diminta untuk duduk di hadapannya. Dia langsung mempersilakan saya sembari menunjuk kursinya.
Dan saat itu, saya langsung ingat tentang cerita sensei nihonggo saya bahwa orang Jepang lebih terbiasa duduk berhadap-hadapan ketimbangan bersebelahan, strange katanya

ada juga nih vidio kehidupan orang Jepang















Beberapa tentang UU ITE bisa donlot PDFnya di sini UU ITE
Source by :

Oda Nobunaga

Oda Nobunaga (織田信長, 23 Juni 1534 – 21 Juni 1582) adalah pencetus dari penyatuan Jepang dibawah keshogunan di akhir abad 16, yang berkuasa di Jepang sampai restorasi Meiji di 1868. Dia juga seorang daimyo utama di masa Sengoku pada sejarah Jepang. Karyanya dilanjutkan, diselesaikan dan diakhiri oleh penerusnya Toyotomi Hideyoshi dan Tokugawa Ieyasu. Dia adalah anak kedua dari Oda Nobuhide, seorang gubernur militer yang mempunyai wilayah di Propinsi Owari. Nobunaga hidup dalam kehidupan yang penuh dengan penaklukan militer, yang pada akhirnya berhasil menaklukan sepertiga Jepang sebelum kematiannya di 1582. Penerusnya, Hideyoshi Toyotomi seorang pendukung Oda menjadi orang pertama yang menguasai seluruh Jepang, dan menjadi pemimpin seluruh Jepang semenjak perang Ōnin.


Nobunaga menggemari barang-barang yang berasal dari Barat. Pada tahun 1581, Nobunaga pernah menyelenggarakan parade pasukan kavaleri dengan mengundang Kaisar Ōgimachi. Pada waktu itu, Nobunaga hadir mengenakan mantel dari kain beludru dan topi gaya Barat.
Pada masa tuanya, Nobunaga dikabarkan selalu mengenakan baju zirah ala Barat sewaktu tampil dalam pertempuran. Nobunaga sangat tertarik pada pelayan berkulit hitam dari misionaris Yesuit bernama Alessandro Valignano. Nobunaga lalu menjadikan pelayan berkulit hitam yang diberi nama Yasuke sebagai penasihat pribadi.
Nobunaga konon bisa segera mengerti kegunaan dari barang-barang yang dihadiahkan misionaris Yesuit seperti bola dunia, jam, dan peta. Pada waktu itu orang Jepang masih belum mengetahui bumi itu bulat. Para pengikut Nobunaga walaupun sudah dijelaskan berkali-kali tidak juga paham, tapi Nobunaga kabarnya bisa langsung mengerti dan menganggapnya sebagai sesuatu yang masuk akal.
Nobunaga dikenal mempunyai rasa ingin tahu yang besar. Nobunaga sudah menggunakan senapan model Arquebus ketika senapan masih merupakan barang yang tidak umum. Nobunaga terkenal dengan tindakan yang sering dinilai kejam, tapi misionaris Portugis bernama Luis Frois menganggap Nobunaga sebagai orang biasa-biasa saja.
Nobunaga benci dengan seni pertunjukan Noh tapi menyenangi Igo dan seni menyanyi dan menari yang disebut Kōwakamai. Salah satu lagu Kōwakamai yang digemari Nobunaga berjudul Atsumori, terutama lirik yang berbunyi "Ningen gojunen, keten no uchi o kurabureba, mugen no gotoku nari, Hitotabi sei o uke, messenu mono no aribeki ka" (「人間五十年 下天のうちをくらぶれば 夢幻の如くなり ひとたび生を享け 滅せぬもののあるべきか」, "Umur manusia hanya lima puluh tahun, Di dunia fana ini, Hidup ini seperti mimpi, Sekali dilahirkan, Adakah orang yang tidak mati). Nobunaga dikabarkan sangat sering menyanyikan lagu ini sambil menari, mungkin karena liriknya mengena di hati atau mungkin juga cocok dengan prinsip hidupnya. Nobunaga sangat menggemari sumo sehingga sering sekali menggelar pertandingan sumo yang dihadiri kaisar dan kalangan atas istana. Nobunaga menyenangi seni bela diri dan beraneka macam olah raga, seperti berenang, berburu memakai burung rajawali, menunggang kuda, dan seni memanah kyūdo.
Dan yang paling saya suka itu cara pikir Si Om ini, pikirannya itu ga kolot padahal rekan-rekannya pada kolot-kolot #apalah oh dan juga ketika Hirate Masahide orang yang mendukung Oda Nobunaga dari dulu meninggal gara-gara bunuh diri akibat sudah tidak tahan dengan kelakuan sang Nobunaga, Si Om ini menangis tapi biar ga keliatan si om mengadahkan kepalanya dan membukakan matanya lebar-lebar biar airmatanya kering tidak seperti pada saat Ayahnya meninggal. Dan saya tidak tau mana yang benar dan mana yang tidak karena saya tidak hidup di jaman itu #meh
btw di bawah ini salah satu game yang ada Nobunaganya :3 ganteng bangeeet #PLAK 

Sekian postingan tentang Oda Nobunaga~ maaf jika ada kesalahan~
Beberapa tentang UU ITE bisa donlot PDFnya di sini UU ITE
Source by :


Mahluk Mitologi di Jepang

Kollaaaaa~ みんあーさま おげんきですか? Mwehehehe hari ini saya akan bahas sesuatu yang berbau Mitos dan Takhayul di Jepang, tapi saya akan bahas tentang mahluk-mahluk supranaturalnya saja, kenapa bahas yang kayak gini? Karena saya lagi senang bahas kayak gini aja~ hahaha~ mungkin di sini ga akan bahas semuanya secara lengkap hanya beberapa saja, karena kebanyakan, sampe ga ke hitung jumlahnya~ oke kita mulai dari salah satu mahluk yang saya paling suka Yaitu :

1. Tengu

 

Kalau kalian yang suka nonton anime pasti tau Tengu itu wujudnya kayak apa, kalau yang ga tau silahkan simak.
Kata Tengu sebenarnya berarti "Anjing langit". Dalam mitologi Cina, makhluk ini juga memiliki tempat tersendiri dengan nama Tien Kou (Tiangou) yang artinya juga anjing langit. Nama ini sebenarnya tidak sesuai dengan deskripsi Tengu. Makhluk ini tidak memiliki rupa anjing, melainkan lebih mirip seekor burung.
Tengu itu salah satu makhluk dalam legenda Jepang. Tengu merupakan salah satu Kami (Tuhan)  penunggu gunung, atau yōkai (Hantu) yang erat hubungannya dengan burung elang atau gagak. Pakaiannya mirip dengan pakaian pendeta yamabushi yang menempa diri di hutan dan gunung. Tengu memiliki hidung yang panjang, wajahnya merah, memiliki sepasang sayap, serta kuku kaki dan tangan yang sangat panjang. Tengu bisa terbang bebas di angkasa sambil membawa tongkat yang disebut kongōzue, pedang besar (tachi), dan kipas berbentuk daun (hauchiwa). Kalau di elemenkan kayak di film Avatar elemen Tengu itu Udara atau Angin. Pekerjaannya menghalangi orang yang ingin mendalami agama Buddha. Jahil banget ya! Nama lainnya adalah Gehō-sama (外法様 tuan sihir).
Dalam bahasa Jepang dikenal ungkapan Tengu ni naru yang berarti "sangat bangga dengan diri sendiri". Ungkapan ini kemungkinan berasal dari ungkapan "hana ga takai" (hidungnya tinggi) terlalu mancung ya hohoho.



Secara umum, Tengu memiliki dua bentuk fisik. Yang pertama disebut Karasu tengu yang memiliki kepala dan paruh seperti burung. Yang kedua adalah Konoha Tengu yang memiliki bentuk seperti manusia namun memiliki sayap dan hidung yang panjang (kadang disebut Yamabushi Tengu)

2.Kirin

Qilin (Mandarin: 麒麟; pinyin: qílín; baca: ch'ilin), atau sering disebut Kirin oleh orang Jepang, adalah makhluk mistis yang banyak muncul dalam kebudayaan Asia Timur, dan dikatakan bahwa makhluk ini muncul bersamaan dengan munculnya Sage. Dikatakan ini pertanda baik yang membawa rui (Mandarin: ruì "kemakmuran"). Qilin sering digambarkan diselimuti oleh api di seluruh tubuhnya. Terkadang Qilin disebut sebagai "Chinese Unicorn" (Kuda Sembrani Cina) karena kemiripannya dengan Unicorn di daerah Barat.
Cerita mengenai Qilin pertama kali ditemukan pada abad ke-5 SM (Sebelum Mashehi) pada buku Zuo Zhuan. Bentuk Qilin dibuat dari bayangan orang berdasarkan sejarah dan fiksi. Pada saat itu, banyak bayangan mengenai Qilin yang berbeda-beda, salah satunya Qilin diperkirakan berbentuk Jerapah. Maka dari itu, hingga kini orang jepang menyebut Jerapah sebagai "Kirin" (Kanji: 麒麟).
Ada pula yang mengatakan bahwa Qilin adalah Macan Putih penjaga gerbang barat yang memiliki kekuatan petir. Akan tetapi, pendapat itu salah sebab di Cina Macan Putih ini dinamakan Pai Hu (Mandarin: 白虎 Bái Hǔ).
Meski terlihat menyeramkan, Qilin hanya menghukum orang-orang jahat. Qilin dapat berjalan di rumput tanpa mengelurkan suara dan juga di air. Sebagai makhluk yang baik, Qilin tidak memakan daging. Dikatakan Qilin merupakan makhluk penyayang sehingga ketika ia berjalan, ia tidak akan menginjak 1 pun makhluk hidup. Dikatakan pula bahwa Qilin hanya muncul di daerah yang penguasanya baik dan bijaksana atau di rumah yang tentram.
Qilin adalah makhluk yang lembut, akan tetapi ia dapat menjadi ganas bila seorang manusia menjadi pendosa. Ketika Qilin marah, bola-bola api akan menyembur dari mulutnya dan ia akan menunjukkan kemarahannya yang menakutkan.
Beberapa cerita mengatakan Qilin adalah peliharaan suci milik dewa. Maka dari itu, tarian tradisional Qilin dinali tinggi setelah Tarian Tradisional Naga dan Phoenix.
Mulai sekarang Qilin diganti menjadi Kirin (karena pembahasannya di Jepang)
Seni di Jepang menggambarkan Kirin lebih mirip rusa. Selain itu, digambarkan juga sebagai Naga yang berbentuk mirip Unicorn di Eropa, tetapi memiliki ekor banteng bukan ekor singa.
Di Cina, Kirin dikategorikan sebagai makhluk mitologi ke-3 terkuat setelah Naga dan Phoenix, tapi di Jepang Kirin menempati urutan pertama terkuat.

3.  Kappa

Kappa (河童 "anak sungai"), juga disebut Gatarō (川太郎"anak sungai") atau Kawako (川子"anak sungai") , adalah makhluk legendaris, sejenis makhluk air yang dapat ditemukan pada cerita rakyat Jepang. Namun, mereka juga dianggap sebagai bagian dari kriptozologi, karena beberapa orang mengaku melihat Kappa. Pada agama Shinto, mereka dianggap sebagai salah satu suijin ("dewa air").

Kappa biasanya digambarkan mirip manusia, tubuhnya sebesar setengah tubuh anak-anak. Kulitnya bersisik mirip reptilia warnanya berkisar dari hijau hingga kuning atau biru. Kappa diperkirakan hidup di kolam dan sungai di Jepang, serta memiliki berbagai organ tubuh yang memungkinkannya hidup di lingkungan berair, seperti selaput di antara jari-jari tangan dan kaki. Mereka kadang-kadang dikatakan berbau seperti ikan, dan mereka juga dapat berenang seperti ikan. Peribahasa kappa-no-kawa-nagare ("kappa tenggelam di sungai") berarti seorang ahli pun dapat berbuat kesalahan. Ciri fisik paling menonjol yang dimiliki mereka adalah cekungan di bagian atas kepala yang dapat menampung air. Bagian tubuh ini dianggap sebagai sumber kekuatan kappa. Cekungan ini harus dipenuhi air kalau kappa ingin berada jauh dari air untuk sementara. Bila air di cekungan atas kepala tumpah, kappa tidak dapat bergerak lagi. Meskipun mereka dilaporkan hidup di seluruh penjuru Jepang, kappa konon berasal dari Prefektur Saga. Kappa biasanya minum darah, tapi itu tergantung apakah dia baik atau jahat. Kappa suka mentimun, dan apabila ada keluarga yang ingin dilindungi Kappa atau menghindari kesialan, mereka biasanya menulis nama mereka di mentimun dan melemparnya di kolam Kappa. Makhluk ini dikenal sopan dan selalu menepati janji. Yang aneh dalam cerita Kappa di cerita rakyat Jepang adalah banyaknya versi Kappa yang berbeda. Ada Kappa bermata satu, Kappa berbulu, Kappa penakut, Kappa pendaki gunung dan bahkan pesta Kappa.

4. Maneki neko
















Maneki Neko (招き猫 kucing mengundang) adalah pajangan berbentuk kucing dari Jepang yang dibuat dari porselen atau keramik. Sebelah kaki depan (tangan) pajangan ini diangkat seperti sedang memanggil orang.
Pajangan ini dipercaya membawa keberuntungan kepada pemiliknya dan biasa dipajang di toko, restoran dan tempat-tempat usaha. Maneki neko yang mengangkat kaki depan sebelah kanan dipercaya dapat mendatangkan uang, sementara maneki neko yang mengangkat kaki depan sebelah kiri dipercaya mendatangkan pembeli. Maneki neko umumnya tidak dibuat dengan kedua belah kaki depan diangkat karena tidak ingin dikatakan sudah menyerah angkat tangan. Model pajangan ini biasanya adalah kucing belang tiga, kucing Japanese Bobtail dengan buntut pendek seperti buntut kelinci. Maneki neko juga dibuat dalam warna-warna lain seperti kuning emas atau hitam. Kucing yang menjadi model maneki neko konon sedang mencuci muka dengan menggunakan sebelah kaki depan.
Maneki neko merupakan contoh klasik untuk kitsch yang dapat dibuat dalam berbagai warna, aneka model, dan ragam hiasan. Pajangan ini juga dibuat sebagai bentuk berbagai macam keperluan sehari-hari, seperti: gantungan kunci, celengan, hingga pengharum ruangan. Bahan-bahan lain yang tidak umum untuk membuat maneko neko adalah plastik atau kain perca. Dalam bahasa Inggris, maneki neko disebut fortune cat (kucing keberuntungan) atau beckoning cat (kucing memanggil).
Ada beberapa legenda yang menjadi kisah awal mula maneki-neko ini salah satunya adalah kisah mengenai seorang tuan tanah yang kaya pada waktu itu tengah berlindung dibawah sebuah pohon dekat sebuah kuil bernama Gotoku-ji di sebelah barat Tokyo karena tengah badai petir dan hujan, kucing pendeta miskin tersebut tampak olehnya seperti memanggil dan menyuruhnya mengikuti kucing tersebut, tak berapa lama petir menyambar pohon tersebut, sang tuan tanah selamat dan ia berteman akrab dengan pendeta miskin tersebut, sebagai balas budi ia selalu menyumbang dan memakmurkan kuil tersebut. Saat kucing tersebut mati, mungkin itulah kali pertama patung maneki-neko dibuat dari kayu, kini patung maneki-neko di jepang terbuat dari porselin.