ini foto seorang laki-laki #PLAK iyalah ya laki-laki
bersama anjingnya~
saya ga tau ini siapa namanya, orang mana, bapaknya siapa, emaknya siapa, saya ga tau. .
tapi dia setiap pagi dia selalu bersepedh, ga ada yang istimewa kali ya, tapi yang bikin herannya itu guguk yang selalu ngikutin si bapa ini.
setiap pagi selalu lewat rumah sambil bawa keresek, abis belaja kali ya, si guguk ngikutin terus ga mau di tinggal kayaknya.
guguknya juga baik, jinak, walalupun guguk biasa.
majikannya paun baik kalau ngelewat suka ngebalas senyum.
bikin iri yaaa. .
kayaknya mereka susah sehati #PLAK
tapi entah mengapa pengen post foto ini waktu ngubek-ngubek pc~
oke~ sekian post singkat saya~
Oke~ sekarang saya mau bahas Peliharaan kesayangan saya~
seekor kucing berbulu hitam dan bermata kuning~
namanya Berry~
hohoho~
Berry ini kucing pemberian temen, tadinya di rumah ga boleh pelihara kucing, tapi karena di minta temen jadi di bolehin deh~
pertamanya waktu datang ke rumah orang rumah bilang "kok kucingnya item ya, nakutin" saya sendiri yang denger itu cuman cengengesan karena seneng punya kucing item terus lucu kayak Berry~
Berry termasuk kucing oplosan (?) Emak Bapaknya beda Ras~ jadi begini lah hasilnya. Kata pemilik sebelumnya sih cuman si Berry yang ga cakep di banding sodara-sodaranya yang lain jadi yaaaa gitu deh~
padahal si Berry ini lucu, matanya bagus kalau udah malem~ hoho~
Berry kecil anaknya hiperaktif, mana jantan lagi, seneng manjat, lari kesana-kemari, tapi ya mau gimana lagi kenakalannya tergantikan oleh kelucuan dan kemanisannya~ #PLAK
Berry Kucing yang seneng tidur, dimanapun, kapan pun, dengan siapapun dia pasti tidur. .
posisinya pun aneh-aneh. .
dan dia kebluk to the max~
oh dan Berry juga pernah di operasi. . .
Dokter bilang Berry kena hernia, dia kucing oplosan jadi begitu, katanya sih kucing campuran badannya itu rentan. . dan dia di operasi 2 kali~
Yohhhoooo~
Late Post nih~ biarin deh ya~ yang penting terkenang~ #PLAK
ceritanya tuh begini~
Saya dan temen saya Lia ceritanya lagi kangen nih sama satu temen namanya Ren, dan kebetulan kostannya agak jauh dari rumah kita, kita kan rumah deketan gitu tuh cuman yang ngekost itu yang jauh. Udah begitu kita pada sibuk juga. Yang 1 Kuliah, yang 1 Kerja, yang 1 lagi Koas. Ckckck~ maklum sih ya demi menggapai cita-cita di masa depan nanti sekarang harus berjuang dulu.
Udah gitu tuh kita ngerencanain buat ngeluangin waktu buat kumpul bertiga, biasa kalau perempuan senangnyakan ngegosip sambil makan gitu, ya udah kita janjian tanggal segini di kostannya Ren kita makan-makan sambil ngobrol apapun yang belum pernah di obrolin.Dan hari H pun tiba~
Kita sampai di kostan Ren dengan muka lecek gara-gara macet, tapi tergantikan dengan perkataan Ren yang bilang "Bikin Mie Susu Keju yuk" dan dengan spontan saya bilang "Hah? makanan macam apa itu?" dan dia jelasin dan praktekin langsung, eh sebelum di praktekin kita beli bahannya dulu tuh.
Mie Indomi ayam bawang, Susu cair yang tawar, dan keju~
biar ga enek waktu makan beli teh dingin yang manis aja~
sehabis beli kita bikin tuh mie dengan kuah susu~
biasa aja sih masaknya, cuman airnya aja yang pake susu, dan bumbunya cuman ga di tambah minyak aja~
eh susunya di panasin dulu terus kejunya di masukin ke susu panas itu~ jadi rasa susunya ada keju-keju gitu~
nih jadinya gini ~
pada coba gih~ enak ini~
bikin ketagihan~
hohohoho~
dan seperti biasa kita para perempuan narsis kalau ketemu pasti foto-foto~
Jangan
kaget kalau anda datang ke Jepang dan masuk ke densha (kereta listrik),
sebagian besar penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa sedang membaca buku
atau koran. Tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di
densha untuk membaca.
Banyak
penerbit yang mulai membuat man-ga (komik bergambar) untuk materi-materi
kurikulum sekolah baik SD, SMP maupun SMA. Pelajaran Sejarah, Biologi, Bahasa,
dsb disajikan dengan menarik yang membuat minat baca masyarakat semakin tinggi.
Budaya baca orang Jepang juga didukung oleh kecepatan dalam proses penerjemahan
buku-buku asing (bahasa inggris, perancis, jerman, dsb).
Konon
kabarnya legenda penerjemahan buku-buku asing sudah dimulai pada tahun 1684,
seiring dibangunnya institute penerjemahan dan terus berkembang sampai jaman
modern. Biasanya terjemahan buku bahasa Jepang sudah tersedia dalam beberapa
minggu sejak buku asingnya diterbitkan.
2. Budaya Malu
Malu
adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri
dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu
ketika mereka kalah dan pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit
berubah ke fenomena mengundurkan diri bagi para pejabat (mentri, politikus,
dsb) yang terlibat masalah korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya. Efek
negatifnya mungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena
nilainya jelek atau tidak naik kelas.
Karena
malu jugalah, orang Jepang lebih senang memilih jalan memutar daripada
mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan.
Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun
norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.
3.
Budaya Hidup Hemat
Orang
Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap anti konsumerisme
berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan. Di masa awal mulai
kehidupan di Jepang, saya sempat terheran-heran dengan banyaknya orang Jepang
ramai belanja di supermarket pada sekitar jam 19:30.
Selidik
punya selidik, ternyata sudah menjadi hal yang biasa bahwa supermarket di
Jepang akan memotong harga sampai separuhnya pada waktu sekitar setengah jam
sebelum tutup. Seperti diketahui bahwa Supermarket di Jepang rata-rata tutup
pada pukul 20:00.
4.
Budaya Loyalitas
Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan
rapi. Sedikit berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa, sangat jarang orang
Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan. Mereka biasanya bertahan di satu atau
dua perusahaan sampai pensiun. Ini mungkin implikasi dari Industri di Jepang
yang kebanyakan hanya mau menerima fresh graduate, yang kemudian mereka latih
dan didik sendiri sesuai dengan bidang garapan (core business) perusahaan.
5.
Inovasi
Jepang
bukan bangsa penemu, tapi orang Jepang mempunyai kelebihan dalam meracik temuan
orang dan kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat.
Menarik membaca kisah Akio Morita yang mengembangkan Sony Walkman yang
melegenda itu.
Cassete
Tape tidak ditemukan oleh Sony, patennya dimiliki oleh perusahaan Phillip
Electronics. Tapi yang berhasil mengembangkan dan membundling model portable
sebagai sebuah produk yang booming selama puluhan tahun adalah Akio Morita,
founder dan CEO Sony pada masa itu. Sampai tahun 1995, tercatat lebih dari 300
model walkman lahir dan jumlah total produksi mencapai 150 juta produk.
Teknik
perakitan kendaraan roda empat juga bukan diciptakan orang Jepang, patennya
dimiliki orang Amerika. Tapi ternyata Jepang dengan inovasinya bisa
mengembangkan industri perakitan kendaraan yang lebih cepat dan murah.
6. Pantang Menyerah
Sejarah
membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah.
Puluhan tahun dibawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akses ke luar
negeri, Jepang sangat tertinggal dalam teknologi. Ketika restorasi Meiji (meiji
ishin) datang, bangsa Jepang cepat beradaptasi dan menjadi fast-learner.
Kemiskinan
sumber daya alam juga tidak membuat Jepang menyerah. Tidak hanya menjadi
pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi
Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia.
Kabarnya
kalau Indonesia menghentikan pasokan minyak bumi, maka 30% wilayah Jepang akan
gelap gulita Rentetan bencana terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom atom di
Hiroshima dan Nagasaki , disusul dengan kalah perangnya Jepang, dan ditambahi
dengan adanya gempa bumi besar di Tokyo . Ternyata Jepang tidak habis. Dalam
beberapa tahun berikutnya Jepang sudah berhasil membangun industri otomotif dan
bahkan juga kereta cepat (shinkansen) .
Mungkin
cukup menakjubkan bagaimana Matsushita Konosuke yang usahanya hancur dan hampir
tersingkir dari bisnis peralatan elektronik di tahun 1945 masih mampu
merangkak, mulai dari nol untuk membangun industri sehingga menjadi kerajaan
bisnis di era kekinian. Akio Morita juga awalnya menjadi tertawaan orang ketika
menawarkan produk Cassete Tapenya yang mungil ke berbagai negara lain. Tapi akhirnya
melegenda dengan Sony Walkman-nya.
Yang
juga cukup unik bahwa ilmu dan teori dimana orang harus belajar dari kegagalan
ini mulai diformulasikan di Jepang dengan nama shippaigaku (ilmu kegagalan).
Kapan-kapan saya akan kupas lebih jauh tentang ini.
7. Kerja Keras
Sudah
menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam
kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan
dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870
jam/tahun), dan Perancis (1680 jam/tahun).
Seorang
pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan
pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai
sama. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang
biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh
dikatakan agak memalukan di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut
termasuk yang tidak dibutuhkan oleh perusahaan.
8.
Kerjasama Kelompok
Budaya
di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu bersifat
individualistik. Termasuk klaim hasil pekerjaan, biasanya ditujukan untuk tim
atau kelompok tersebut. Fenomena ini tidak hanya di dunia kerja, kondisi kampus
dengan lab penelitiannya juga seperti itu, mengerjakan tugas mata kuliah
biasanya juga dalam bentuk kelompok. Kerja dalam kelompok mungkin salah satu
kekuatan terbesar orang Jepang.
Ada
anekdot bahwa 1 orang professor Jepang akan kalah dengan satu orang professor
Amerika, hanya 10 orang professor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang
professor Jepang yang berkelompok . Musyawarah mufakat atau sering disebut
dengan rin-gi adalah ritual dalam kelompok. Keputusan strategis harus
dibicarakan dalam rin-gi.
9. Mandiri
Sejak
usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Irsyad, anak Orang Indonesia yang
bekerja di Jepang yang paling gede sempat merasakan masuk TK (Yochien) di
Jepang. Dia harus membawa 3 tas besar berisi pakaian ganti, bento (bungkusan
makan siang), sepatu ganti, buku-buku, handuk dan sebotol besar minuman yang
menggantung di lehernya.
Di
Yochien setiap anak dilatih untuk membawa perlengkapan sendiri, dan bertanggung
jawab terhadap barang miliknya sendiri. Lepas SMA dan masuk bangku kuliah
hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua. Teman-temen
seangkatan saya dulu di Saitama University mengandalkan kerja part time untuk
biaya sekolah dan kehidupan sehari-hari. Kalaupun kehabisan uang, mereka
meminjam uang ke orang tua yang itu nanti mereka kembalikan di bulan berikutnya.
10.
Jaga Tradisi & Menghormati Orang Tua
Perkembangan
teknologi dan ekonomi, tidak membuat bangsa Jepang kehilangan tradisi dan
budayanya. Budaya perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada
dan hidup sampai saat ini.
Budaya
minta maaf masih menjadi reflek orang Jepang. Kalau suatu hari anda naik sepeda
di Jepang dan menabrak pejalan kaki , maka jangan kaget kalau yang kita tabrak
malah yang minta maaf duluan.
Sampai
saat ini orang Jepang relatif menghindari berkata tidak untuk apabila mendapat
tawaran dari orang lain. Jadi kita harus hati-hati dalam pergaulan dengan orang
Jepang karena hai belum tentu ya bagi orang Jepang Pertanian merupakan tradisi
leluhur dan aset penting di Jepang.
Persaingan
keras karena masuknya beras Thailand dan Amerika yang murah, tidak menyurutkan
langkah pemerintah Jepang untuk melindungi para petaninya. Kabarnya tanah yang
dijadikan lahan pertanian mendapatkan pengurangan pajak yang signifikan,
termasuk beberapa insentif lain untuk orang-orang yang masih bertahan di dunia
pertanian. Pertanian Jepang merupakan salah satu yang tertinggi di dunia.
11.
Mempertahankan bahasa lokal
Ada yang menarik dari kebiasaan ini. Konon, kabarnya orang Jepang memiliki
kemampuan bahasa Inggris yang buruk, jadi mereka kerap berbicara dengan bahasa
Jepang, sekalipun itu terhadap orang asing. Pernah pada suatu waktu, meskipun
mereka tahu bahwa saya orang asing, mereka tetap menggunakan bahasa Jepang
ketika memulai percakapan. Alhasil, saya hanya bisa bengong-bengong saja.
Ketika saya bilang tidak mengerti, mereka tetap mencoba meyakinkan, dengan
tetap menggunakan bahasa Jepang.
Begitu juga ketika di
supermarket dan tempat-tempat umum lainnya. Setiap kali orang Jepang bertanya
dan berkomunikasi, seringkali mereka menggunakan bahasa Jepang. Apa mereka
tidak tahu bahwa saya ini orang asing? Bahwa bahasa Jepang bukanlah bahasa Ibu
saya. Jadi, meskipun kepada orang asing, orang Jepang kebanyakan tetap
menggunakan bahasa lokal mereka.
Menurut yang saya amati,
orang Indonesia beda lagi. Meskipun kurang paham bahasa Inggris, tapi orang
Indo tetap berusaha berbicara bahasa Inggris kepada orang asing, meskipun itu
terbata-bata. Saya teringat ketika di Bromo dulu, pernah ada supir Elf yang
berani berbicara bahasa Inggris kepada turis. Setidaknya, kita bisa menghargai
bahasa yang mereka pergunakan. Ini menandakan bahwa orang Indonesia sangat
terbuka kepada orang asing.
Selama saya kuliah disini,
saya juga intensif mengikuti kursus bahasa Jepang (fasilitas kampus). Saya
sempat berpikir bahwa setiap orang asing (status sebagai student, entah jika
statusnya lain) yang masuk Jepang, rata-rata diajarkan bahasa Jepang. Jadi,
orang asing tersebut seperti di-”naturalisasi” dan harus bisa berbahasa Jepang.
Sedangkan di Indo, saya tidak tahu apakah setiap mahasiswa asing diberi
fasilitas juga untuk belajar bahasa Indonesia? Atau, orang Indo yang katanya
sangat ramah, jadi biarlah yang berlelah-lelah belajar bahasa Inggris?
12. Santun
Benarkah orang Indonesia itu santun-santun? Saya sangsi karena saya tidak
diberi jalan saat akan menyeberang, saya ragu karena ketika jalanan macet tidak
ada yang mau mengalah. Tapi, selama di Jepang, saya benar-benar merasakan
kesantunan itu. Menyeberang jalan dengan rasa aman karena tahu mobil tidak akan
mendahului sepeda. Mobil tidak akan mendahului sepeda motor, sepeda motor
mengalah pada pesepeda, dan pesepeda takluk pada pejalan kaki. Ya, pejalan kaki
adalah raja jalanan!
Saya pernah ketika akan
menyebrang, ada mobil yang menunggu di depan saya. Tak tahunya, ternyata dia
menunggu saya menyeberang terlebih dulu. Tapi, karena sedang menunggu, saya
persilakan mobil itu untuk lewat duluan. Dan … orang dalam mobil itu langsung
memanggutkan kepalanya tanda sangat berterimakasih. Luar biasa kesantunan yang
saya rasakan. Bahkan, ketika saya lewat di depan orang yang sedang mencabut
rumput, orang itu mengucapkan maaf setelah saya bilang permisi. Mungkin dia
merasa telah menghalangi jalan orang lain. Entahlah, yang saya dengar hanyalah
omelan ketika ini saya lakukan di Indonesia.
Di sini, membunyikan klakson
adalah pertanda bahaya. Klakson hanya dibunyikan pada saat-saat genting, di
luar itu tidak boleh membunyikan klakson. Makanya, suasana jalanan tidak
berisik.
13. Gemar
olahraga
Ini juga membuat saya salut. Betapa tidak, saat pulang dari kampus sekitar jam
19.30 JST, saya berpapasan dengan orang Jepang yang sedang jogging. Padahal,
cuaca saat itu sedang dingin dan saya pikir paling enak kalau diam di rumah.
Dan, sebagai orang Indo, tentu saja saya merasa “aneh” dengan kebiasaan
olahraga malam-malam ini. Masih mending jika olahraga futsal atau yang
dilakukan secara tim. Tapi, kalau dilakukan sendirian dan malam-malam, rasanya
“aneh”. Dan ini merupakan kebiasaan orang Jepang yang harus saya maklumi.
Dan kemana-mana, cukup banyak
juga mahasiswa Jepang yang suka memakai celana training. Entahlah, apa dia
sehabis olahraga atau tidak. Bahkan, ketika di kelas pun, ada saja yang memakai
celana training. Entah apakah ada hubungan antara celana training mereka dan
olahraga. Memang orang Jepang tidak suka jika tidak bergerak. Bahkan, orang tua
pun gemar berolahraga. Saya sering melihat para orang tua yang suka mengajak
jalan-jalan anjing mereka ke taman-taman. Maka, jangan heran jika kita bertanya
kepada mereka siapa saja anggota keluarganya, mereka akan menghitung
anjing-anjing mereka.
Dan fakta menarik, olahraga
yang paling beken di Jepang adalah baseball. Itulah mengapa, jika di
kartun-kartun, olahraga yang sering dijadikan figuran adalah baseball. Masih
ingat tayangan Doraemon? masih ingat ketika Giant selalu mengajak main baseball
kepada Nobita dan Suneo? Dan bagi orang Indonesia, baseball bukanlah hal yang
umum. Orang Indonesia lebih familiar dengan sepakbola dan badminton, benar?
Mensana in corpore sano. Di
dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat. Mungkin bangsa Jepang menjadi
disegani karena mereka memiliki ketangguhan SDM-nya. Dan jangan kita remehkan,
olahraga bisa menjadi titik awal. Bukankah Rasulullah saw juga telah bersabda
bahwa muslim yang kuat lebih dicintai daripada muslim yang lemah? Dan
Rasulullah saw telah mengajarkan kita berolahraga dengan memanah, berenang, dan
menunggang kuda? Jepang bukanlah negara muslim, tapi mereka paham betul akan
kesehatan jasmani ini.
14. Tidak
suka basah
Tidak suka basah dalam artian ketika sedang di kamar kecil. Setiap kamar kecil
sepertinya sudah memiliki grand-design nya. Didesain dengan konsep kering dan
serba otomatis. Tentu ini menyulitkan saya yang lebih terbiasa dengan toilet
basah seperti di Indonesia. Dan ini juga menyulitkan bagi yang muslim, karena
kita harus ber-istinja (bersuci, membasuh) dengan air. Bahkan, salah seorang
sensei menanyakan apakah ada toilet kering ketika akan ke Indonesia. Mengingat
kebanyakan toilet di Indonesia sifatnya basah.
Jadi, akan sangat sulit jika
kita meniatkan untuk mandi di kampus, karena toilet di tempat umum tidak
didesain untuk mandi. Bagaimana bisa mandi, lantai basah sedikit saja langsung
dikeringkan oleh janitor. Untuk berwudhu, kami biasa berwudhu dari wastafel
jika sedang di kampus. Dan jika lantai sampai basah, cepat-cepat kami
keringkan. Namun, syukurlah, lama-kelamaan kami sudah mulai terbiasa.
15. Makan
banyak tapi tetap langsing
Selama saya di Jepang, saya jaraaaaang sekali melihat orang Jepang yang gemuk.
Rata-rata berbadan kurus dan proporsional. Malah menurut saya, lebih banyak
yang kurus. Mungkin ada hubungannya dengan kebiasaan gemar olahraga di atas.
Paling banter berbadan gempal, itupun bisa dihitung dengan jari.
Padahal, ketika teman saya
sedang party lab-nya, dia hanya bisa makan sampai 10 tumpuk piring sushi (1
piring 2 sushi). Sedangkan teman Jepangnya, malah sampai habis 30 piring. Tapi,
anehnya badannya tetap saja kurus. Saya tidak tahu, mungkin karena memang
makanan orang Jepang kebanyakan mengandung protein. Atau juga mungkin karena
metabolisme orang Jepang lebih baik ketimbang orang Indonesia yang sekali
makan, berat badannya langsung cepat naik. Mungkin juga masalah gaya hidup?
16. Tidak
biasa bersalaman
Awal-awal berkenalan dengan orang Jepang, saya selalu membawa kebiasaan saya
sewaktu di Indonesia, yaitu menyodorkan tangan sebagai tanda membuka perkenalan
(khusus sesama jenis). Tapi, ternyata sodoran tangan saya dibalas dengan
anggukan kepala dan bungkukan badan. Kontan, saya pun mengikuti gerakan lawan
bicara saya tersebut, dan akhirnya tidak jadi salaman.
Secara umum, perkenalan biasanya selalu diiringi dengan
salaman. Tapi, di Jepang lain lagi, kita tidak perlu menyodorkan tangan. Yang
kita perlukan hanya menyebutkan nama, kemudian membungukukkan badan sembari
mengucapkan yoroshiku onegai shimasu. Kebiasaan orang Jepang yang
satu ini sangat menguntungkan umat muslim, terlebih lagi saat berhadapan dengan
orang yang bukan mahrom (boleh dinikahi).
Kalau kita di Indonesia, ketika akan salaman dengan orang
yang bukan mahrom, biasanya kita akan merapatkan telapak
tangan kita dan memposisikannya di depan dada. Dengan begitu, lawan bicara kita
akan mengerti. Namun, jika kita berhadapan dengan orang asing yang belum tahu,
kita akan kesulitan untuk menjelaskan. Dan kemungkinan akan terjadi
kesalah-pahaman jika tidak ada komunikasi yang baik. Biasanya, lawan bicara
kita akan menyodorkan tangan, lalu kita balas dengan salam “ala lebaran”.
Untuk ucapan terimakasih pun,
orang Jepang tidak biasa bersalaman. Biasanya mereka akan membungkukkan badan,
atau minimal menganggukkan kepala. Ukuran besar-kecilnya rasa terimakasih orang
Jepang bisa kita lihat dari bungkukan badannya. Semakin membungkuk tandanya ia
sangat berterimakasih. Anggukan kepala biasanya untuk ucapan terimakasih biasa.
Bedanya dengan orang
Indonesia, kalau kita merasa berterimakasih, kita akan menyalami lawan bicara
kita dengan kedua tangan. Dan kemudian biasanya langsung memeluk lawan bicara.
Tapi, sekali lagi, di Jepang lain lagi ceritanya. Jadi, sebagai pendatang, kita
mau-tidak mau akan mengikuti kebiasaan mereka, meskipun hal tersebut dianggap
kecil.
17. Budaya
mengantri
Jangan sampai kebiasaan buruk kita di Indonesia terbawa sampai ke Jepang, yaitu
budaya menerabas! Orang-orang Jepang sangat loyal terhadap peraturan dan santun
kepada orang lain, termasuk untuk urusan mengantri. Antri sudah menjadi
budaya disiplinnya orang-orang Jepang. Kita (pendatang) sudah harus ngeh dengan budaya antri mereka,
jangan sampai kita membuat malu di negeri orang.
Beda kota, bisa berbeda juga
budaya yang dianut masyarakatnya. Di Osaka, jika sedang menggunakan eskalator,
sebaiknya gunakan sisi sebelah kanan bagi yang tidak terburu-buru dan
mempersilakan sisi kiri bagi mereka yang ingin bergegas. Sedangkan di Tokyo
(dan sebagian kota lain), jalur lambat ada di sebelah kiri dan jalur bergegas
di sebelah kanan. Hati-hati, jangan sampai kita menghalangi jalan orang lain.
Orang Jepang sendiri terlihat begitu menyesali diri jika mereka sampai
menghalangi jalan orang lain.
Cerita lain lagi, dalam suatu
perjalanan, pernah saya terjebak dalam kemacetan yang panjang. Saya pun heran,
baru kali itu saya merasakan macet sedemikian panjangnya. Saya kira di Jepang
bebas macet, kemudian saya tahu bahwa ada kecelakaan yang menjadi penyebab
kemacetan itu. Tapi, betapa elegan-nya orang-orang Jepang dalam berlalu-lintas.
Ya, mereka tetap berada dalam antrian kendaraan yang seharusnya.
Benar-benar membuat saya
kagum. Betapa tidak, saya bisa membayangkan suasana kemacetan di Indonesia yang
bising dengan suara klakson; antar pengemudi tidak ada yang mau saling
mengalah; dan perilaku mental menerabas lainnya. Tapi, lihatlah foto di atas,
sama sekali tidak ada yang menerabas dari sisi kiri; dan juga tidak ada
kebisingan klakson. Benar-benar patut kita teladani.
18.
Jari-jari huruf “V” saat dipotret
Coba Anda minta foto bersama orang Jepang, atau menyuruh mereka bergaya saat
akan dipotret. Hampir selalu jari-jari mereka langsung bergaya “V” sambil
menyunggingkan senyum terbaik. Saya, orang Indonesia, jadi ikut-ikutan bergaya
seperti orang Jepang saat dipotret, hehe. Maklum, terkontaminasi budaya lokal.
Tentu kita dapat dengan mudah
menebak apa maksud dari jari-jari mereka. Ya, itu perlambang “peace” –
kedamaian. Tapi, bagi orang Jepang sendiri, jari-jari “V” adalah perlambang
kebahagiaan. Jadi, jika mereka menggunakan gaya tersebut saat dipotret, itu
artinya mereka ingin menunjukkan kebahagiaannya. Bukan berarti bagi yang tidak
itu tidak bahagia, hehe..
19. Risih
duduk bersebelahan
Kebiasaan ini sebenarnya saya tahu dari sensei nihonggo. Memang, sensei saya
yang satu ini sesekali suka bercerita tentang Jepang dan rupa-rupinya. Mulai
dari agama yang dianut, berbelanja, tempat-tempat di Jepang, sampai kebiasaan
orang Jepang sehari-hari. Waktu sensei saya bertanya, sebagai orang Indonesia,
bagaimana posisi duduk yang lazim jika sedang mengobrol bersama teman.
Bagi saya, saya lebih nyaman
untuk duduk bersebelahan dengan teman saya ketika ngobrol. Saya merasa lebih
bebas dan tidak canggung. Karena dengan begitu, kita bisa menjadi lebih santai.
Justru saya merasa risih jika duduk berhadap-hadapan. Entah kenapa, rasanya
risih saja, karena dengan posisi tersebut, mata kita dipaksa untuk terus beradu
pandang.
Tapi, kebiasaan orang Jepang
lain lagi. Justru mereka risih jika duduk bersebelahan. Mereka lebih memilih
duduk berhadap-hadapan. Jika sedang ke kantin, restoran, atau perpustakaan,
saya memang tidak melihat orang Jepang yang duduk bersebelahan. Semuanya duduk
berhadap-hadapan. Jikapun ada orang yang duduk disampingnya, bisa jadi karena
keterbatasan kursi atau memang harus duduk dengan posisi seperti itu (seperti
di bis, kereta).
Jadi, jangan heran jika di
restoran, kantin, atau perpustakaan, orang Jepang rata-rata duduk
berhadap-hadapan. Pernah suatu saat, saya meminta teman Jepang saya untuk
latihan percakapan bahasa Jepang. Kemudian, kami mencari-cari tempat yang pas
hingga akhirnya kami menemukan dua bangku panjang yang berhadap-hadapan.
Sebagai orang Indo, saya tentu terbiasa untuk duduk bersebelahan. Tapi, pada
saat saya akan duduk di samping teman saya itu, saya malah diminta untuk duduk
di hadapannya. Dia langsung mempersilakan saya sembari menunjuk kursinya.
Dan saat itu, saya langsung ingat tentang cerita sensei
nihonggo saya bahwa orang Jepang lebih terbiasa duduk berhadap-hadapan
ketimbangan bersebelahan, strange katanya
ada juga nih vidio kehidupan orang Jepang
Beberapa tentang UU ITE bisa donlot PDFnya di siniUU ITE Source by :
Oda Nobunaga (織田信長, 23 Juni 1534 – 21 Juni 1582) adalah pencetus
dari penyatuan Jepang dibawah keshogunan di akhir abad 16, yang berkuasa di
Jepang sampai restorasi Meiji di 1868. Dia juga seorang daimyo utama di masa
Sengoku pada sejarah Jepang. Karyanya dilanjutkan, diselesaikan dan diakhiri
oleh penerusnya Toyotomi Hideyoshi dan Tokugawa Ieyasu. Dia adalah anak kedua
dari Oda Nobuhide, seorang gubernur militer yang mempunyai wilayah di Propinsi
Owari. Nobunaga hidup dalam kehidupan yang penuh dengan penaklukan militer,
yang pada akhirnya berhasil menaklukan sepertiga Jepang sebelum kematiannya di
1582. Penerusnya, Hideyoshi Toyotomi seorang pendukung Oda menjadi orang
pertama yang menguasai seluruh Jepang, dan menjadi pemimpin seluruh Jepang
semenjak perang Ōnin.
Nobunaga menggemari barang-barang yang
berasal dari Barat. Pada tahun1581, Nobunaga
pernah menyelenggarakan parade pasukankavaleridengan mengundangKaisar
Ōgimachi. Pada waktu itu, Nobunaga hadir mengenakan mantel dari kainbeludrudantopigaya Barat.
Pada masa tuanya, Nobunaga dikabarkan
selalu mengenakanbaju zirahala Barat sewaktu tampil dalam
pertempuran. Nobunaga sangat tertarik pada pelayan berkulit hitam dari
misionaris Yesuit bernamaAlessandro Valignano. Nobunaga lalu
menjadikan pelayan berkulit hitam yang diberi nama Yasuke sebagai penasihat
pribadi.
Nobunaga konon bisa segera mengerti
kegunaan dari barang-barang yang dihadiahkan misionarisYesuitsepertibola dunia,jam, danpeta. Pada waktu itu orang
Jepang masih belum mengetahui bumi itu bulat. Para pengikut Nobunaga walaupun
sudah dijelaskan berkali-kali tidak juga paham, tapi Nobunaga kabarnya bisa
langsung mengerti dan menganggapnya sebagai sesuatu yang masuk akal.
Nobunaga dikenal mempunyai rasa ingin
tahu yang besar. Nobunaga sudah menggunakan senapan modelArquebusketika senapan masih merupakan barang
yang tidak umum. Nobunaga terkenal dengan tindakan yang sering dinilai kejam,
tapi misionarisPortugisbernamaLuis Froismenganggap Nobunaga
sebagai orang biasa-biasa saja.
Nobunaga benci dengan seni pertunjukanNohtapi
menyenangiIgodan seni menyanyi dan menari yang
disebutKōwakamai. Salah satu lagu
Kōwakamai yang digemari Nobunaga berjudulAtsumori, terutama lirik
yang berbunyi "Ningen gojunen, keten no uchi o kurabureba, mugen no
gotoku nari, Hitotabi sei o uke, messenu mono no aribeki ka"(「人間五十年下天のうちをくらぶれば夢幻の如くなりひとたび生を享け滅せぬもののあるべきか」,
"Umur manusia hanya lima puluh tahun, Di dunia fana ini, Hidup ini seperti
mimpi, Sekali dilahirkan, Adakah orang yang tidak mati). Nobunaga dikabarkan
sangat sering menyanyikan lagu ini sambil menari, mungkin karena liriknya
mengena di hati atau mungkin juga cocok dengan prinsip hidupnya. Nobunaga
sangat menggemarisumosehingga sering
sekali menggelar pertandingan sumo yang dihadiri kaisar dan kalangan atas
istana. Nobunaga menyenangi seni bela diri dan beraneka macam olah raga,
sepertiberenang,
berburu memakaiburung
rajawali, menunggangkuda, dan seni memanahkyūdo.
Dan yang paling saya suka itu cara
pikir Si Om ini, pikirannya itu ga kolot padahal rekan-rekannya pada
kolot-kolot #apalah oh dan juga ketika Hirate Masahide orang yang mendukung Oda
Nobunaga dari dulu meninggal gara-gara bunuh diri akibat sudah tidak tahan
dengan kelakuan sang Nobunaga, Si Om ini menangis tapi biar ga keliatan si om
mengadahkan kepalanya dan membukakan matanya lebar-lebar biar airmatanya kering
tidak seperti pada saat Ayahnya meninggal. Dan saya tidak tau mana yang benar
dan mana yang tidak karena saya tidak hidup di jaman itu #meh
btw di bawah ini salah satu game yang ada Nobunaganya :3 ganteng bangeeet #PLAK
Sekian postingan tentang Oda Nobunaga~ maaf jika ada kesalahan~
Beberapa tentang UU ITE bisa donlot PDFnya di siniUU ITE
Kollaaaaa~ みんあーさま おげんきですか? Mwehehehe hari ini
saya akan bahas sesuatu yang berbau Mitos dan Takhayul di Jepang, tapi saya
akan bahas tentang mahluk-mahluk supranaturalnya saja, kenapa bahas yang kayak gini? Karena saya lagi
senang bahas kayak gini aja~ hahaha~ mungkin di sini ga akan bahas semuanya
secara lengkap hanya beberapa saja, karena kebanyakan, sampe ga ke hitung
jumlahnya~ oke kita mulai dari salah satu mahluk yang saya paling suka Yaitu :
1. Tengu
Kalau kalian yang suka nonton anime pasti tau Tengu itu
wujudnya kayak apa, kalau yang ga tau silahkan simak.
Kata Tengu sebenarnya berarti
"Anjing langit". Dalam mitologi Cina, makhluk ini juga memiliki
tempat tersendiri dengan nama Tien Kou (Tiangou) yang artinya juga anjing
langit. Nama ini sebenarnya tidak sesuai dengan deskripsi Tengu. Makhluk ini
tidak memiliki rupa anjing, melainkan lebih mirip seekor burung.
Tengu itu salah
satu makhlukdalamlegendaJepang. Tengu merupakan salah
satuKami
(Tuhan) penunggu gunung,
atauyōkai
(Hantu)yang erat hubungannya
dengan burungelangataugagak. Pakaiannya mirip
dengan pakaian pendetayamabushiyang menempa diri di hutan dan gunung.
Tengu memilikihidungyang panjang, wajahnya merah, memiliki
sepasang sayap, serta kuku kaki dan tangan yang sangat panjang. Tengu bisa
terbang bebas di angkasa sambil membawa tongkat yang disebutkongōzue,
pedang besar (tachi), dan kipas
berbentuk daun (hauchiwa). Kalau
di elemenkan kayak di film Avatar elemen Tengu itu Udara atau Angin. Pekerjaannya
menghalangi orang yang ingin mendalami agama Buddha. Jahil banget ya!Nama lainnya adalah Gehō-sama(外法様tuan sihir).
Dalam bahasa Jepang
dikenal ungkapanTengu ni naruyang berarti "sangat bangga
dengan diri sendiri". Ungkapan ini kemungkinan berasal dari ungkapan
"hana ga takai"
(hidungnya tinggi) terlalu mancung ya hohoho.
Secara umum, Tengu memiliki
dua bentuk fisik. Yang pertama disebut Karasu tengu yang memiliki kepala dan paruh seperti burung.
Yang kedua adalahKonoha Tengu yang memiliki bentuk seperti manusia
namun memiliki sayap dan hidung yang panjang (kadang disebutYamabushi Tengu)
2.Kirin
Qilin (Mandarin: 麒麟; pinyin: qílín; baca: ch'ilin), atau sering
disebut Kirin oleh orang Jepang, adalah makhluk mistis yang banyak muncul dalam
kebudayaan Asia Timur, dan dikatakan bahwa makhluk ini muncul bersamaan dengan
munculnya Sage. Dikatakan ini pertanda baik yang membawa rui (Mandarin: 瑞ruì
"kemakmuran"). Qilin sering digambarkan diselimuti oleh api di
seluruh tubuhnya. Terkadang Qilin disebut sebagai "Chinese Unicorn"
(Kuda Sembrani Cina) karena kemiripannya dengan Unicorn di daerah Barat.
Cerita
mengenai Qilin pertama kali ditemukan pada abad ke-5 SM (Sebelum Mashehi) pada
buku Zuo Zhuan. Bentuk Qilin dibuat dari bayangan orang berdasarkan sejarah dan
fiksi. Pada saat itu, banyak bayangan mengenai Qilin yang berbeda-beda, salah
satunya Qilin diperkirakan berbentuk Jerapah. Maka dari itu, hingga kini orang
jepang menyebut Jerapah sebagai "Kirin" (Kanji: 麒麟).
Ada pula
yang mengatakan bahwa Qilin adalah Macan Putih penjaga gerbang barat yang
memiliki kekuatan petir. Akan tetapi, pendapat itu salah sebab di Cina Macan
Putih ini dinamakan Pai Hu (Mandarin: 白虎 Bái Hǔ).
Meski
terlihat menyeramkan, Qilin hanya menghukum orang-orang jahat. Qilin dapat
berjalan di rumput tanpa mengelurkan suara dan juga di air. Sebagai makhluk
yang baik, Qilin tidak memakan daging. Dikatakan Qilin merupakan makhluk
penyayang sehingga ketika ia berjalan, ia tidak akan menginjak 1 pun makhluk
hidup. Dikatakan pula bahwa Qilin hanya muncul di daerah yang penguasanya baik
dan bijaksana atau di rumah yang tentram.
Qilin adalah
makhluk yang lembut, akan tetapi ia dapat menjadi ganas bila seorang manusia
menjadi pendosa. Ketika Qilin marah, bola-bola api akan menyembur dari mulutnya
dan ia akan menunjukkan kemarahannya yang menakutkan.
Beberapa
cerita mengatakan Qilin adalah peliharaan suci milik dewa. Maka dari itu,
tarian tradisional Qilin dinali tinggi setelah Tarian Tradisional Naga dan
Phoenix.
Mulai
sekarang Qilin diganti menjadi Kirin (karena pembahasannya di Jepang)
Seni di
Jepang menggambarkan Kirin lebih mirip rusa. Selain itu, digambarkan juga
sebagai Naga yang berbentuk mirip Unicorn di Eropa, tetapi memiliki ekor
banteng bukan ekor singa.
Di Cina, Kirin dikategorikan sebagai makhluk mitologi ke-3 terkuat setelah Naga
dan Phoenix, tapi di Jepang Kirin menempati urutan pertama terkuat.
3. Kappa
Kappa(河童 "anak sungai"), juga disebutGatarō(川太郎"anak sungai") atauKawako(川子"anak sungai") ,
adalahmakhluk
legendaris, sejenis makhluk air yang dapat ditemukan padacerita
rakyat Jepang. Namun, mereka juga dianggap sebagai bagian darikriptozologi, karena beberapa orang mengaku melihat Kappa. Pada agamaShinto, mereka dianggap
sebagai salah satusuijin ("dewa
air").
Kappa
biasanya digambarkan mirip manusia, tubuhnya sebesar setengah tubuh anak-anak.
Kulitnya bersisik miripreptiliawarnanya
berkisar darihijauhinggakuningataubiru.Kappa
diperkirakan hidup dikolamdansungaidiJepang, serta memiliki berbagai organ tubuh yang memungkinkannya hidup di
lingkungan berair, seperti selaput di antara jari-jari tangan dan kaki.Mereka kadang-kadang dikatakan berbau
sepertiikan, dan mereka juga dapat berenang seperti ikan. Peribahasakappa-no-kawa-nagare ("kappa
tenggelam di sungai") berarti seorang ahli pun dapat berbuat kesalahan. Ciri
fisik paling menonjol yang dimiliki mereka adalah cekungan di bagian atas
kepala yang dapat menampung air. Bagian tubuh ini dianggap sebagai sumber
kekuatan kappa. Cekungan ini harus dipenuhi air kalau kappa ingin berada jauh
dari air untuk sementara. Bila air di cekungan atas kepala tumpah, kappa tidak
dapat bergerak lagi. Meskipun mereka dilaporkan hidup di seluruh penjuru
Jepang, kappa konon berasal dariPrefektur Saga.Kappa biasanya
minum darah, tapi itu tergantung apakah dia baik atau jahat. Kappa suka
mentimun, dan apabila ada keluarga yang ingin dilindungi Kappa atau menghindari
kesialan, mereka biasanya menulis nama mereka di mentimun dan melemparnya di
kolam Kappa. Makhluk ini dikenal sopan dan selalu menepati janji. Yang aneh
dalam cerita Kappa di cerita rakyat Jepang adalah banyaknya versi Kappa yang
berbeda. Ada Kappa bermata satu, Kappa berbulu, Kappa penakut, Kappa pendaki
gunung dan bahkan pesta Kappa. 4. Maneki neko
Maneki Neko(招き猫kucing mengundang)adalahpajanganberbentukkucingdariJepangyang dibuat dariporselenataukeramik.
Sebelah kaki depan (tangan) pajangan ini diangkat seperti sedang memanggil
orang.
Pajangan
ini dipercaya membawakeberuntungankepada pemiliknya dan biasa dipajang
ditoko,restorandan tempat-tempat usaha. Maneki neko
yang mengangkat kaki depan sebelah kanan dipercaya dapat mendatangkan uang,
sementara maneki neko yang mengangkat kaki depan sebelah kiri dipercaya
mendatangkan pembeli. Maneki neko umumnya tidak dibuat dengan kedua belah kaki
depan diangkat karena tidak ingin dikatakan sudah menyerah angkat tangan. Model
pajangan ini biasanya adalah kucingbelang tiga, kucingJapanese Bobtaildenganbuntutpendek
seperti buntutkelinci. Maneki neko juga
dibuat dalam warna-warna lain seperti kuningemasatauhitam. Kucing yang menjadi
model maneki neko konon sedang mencuci muka dengan menggunakan sebelah kaki
depan.
Maneki
neko merupakan contoh klasik untukkitschyang
dapat dibuat dalam berbagai warna, aneka model, dan ragam hiasan. Pajangan ini
juga dibuat sebagai bentuk berbagai macam keperluan sehari-hari, seperti:gantungan kunci,celengan, hinggapengharum ruangan.
Bahan-bahan lain yang tidak umum untuk membuat maneko neko adalah plastik atau
kain perca. Dalambahasa
Inggris, maneki neko disebutfortune
cat(kucing keberuntungan)
ataubeckoning cat(kucing memanggil).
Ada beberapa legenda yang menjadi kisah awal mula
maneki-neko ini salah satunya adalah kisah mengenai seorang tuan tanah yang
kaya pada waktu itu tengah berlindung dibawah sebuah pohon dekat sebuah kuil
bernama Gotoku-ji di sebelah barat Tokyo karena tengah badai petir dan hujan,
kucing pendeta miskin tersebut tampak olehnya seperti memanggil dan menyuruhnya
mengikuti kucing tersebut, tak berapa lama petir menyambar pohon tersebut, sang
tuan tanah selamat dan ia berteman akrab dengan pendeta miskin tersebut,
sebagai balas budi ia selalu menyumbang dan memakmurkan kuil tersebut. Saat
kucing tersebut mati, mungkin itulah kali pertama patung maneki-neko dibuat
dari kayu, kini patung maneki-neko di jepang terbuat dari porselin.